Modalitas Gaya Belajar Visual, Auditori, dan Kinestetik

Modalitas Gaya Belajar Visual, Auditori, dan Kinestetik

Gaya belajar dalam konteks pembelajaran yang berjalan di Indonesia belum mendapatkan banyak perhatian.

Guru maupun dosen pada umumnya mengajar dengan cara klasikal dan kurang memberi perhatian pada modalitas atau tipe gaya belajar peserta didik.

Padahal, salah satu keberhasilan pembelajaran adalah dengan memperhatikan karakteristik peserta didik karena masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda-beda.

Perbedaan karakteristik individu ini juga mempengaruhi perbedaan gaya belajar, bagaimana seseorang menerima, mengolah, dan mengingat informasi yang diperolehnya.

Mengenali modalitas belajar sangat bermanfaat bagi peserta didik maupun guru untuk ketercapaian hasil belajar yang maksimal.

Dengan mengenali modalitas gaya belajar akan memungkinkan guru maupun peserta didik untuk mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam kegiatan belajar.

Dengan demikian, guru dapat memanfaatkan gaya belajar dalam kegiatan pembelajaran dengan strategi sebagai berikut:

  • guru menggunakan gaya mengajar yang cocok dengan gaya belajar peserta didik;
  • guru menggunakan strategi atau media pembelajaran yang mengakomodasi gaya belajar peserta didik;
  • guru memberikan tugas-tugas sesuai dengan gaya belajar masing-masing peserta didik;
  • memperkuat gaya belajar peserta didik yang lemah melalui tugas dan latihan yang lebih mudah;

Penggunaan modalitas gaya belajar dalam pembelajaran dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan motivasi belajar peserta didik, yang pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar mereka.

Karenanya, sebagai guru/dosen harus bisa memandu peserta didik untuk mendapatkan gaya belajar yang tepat, dan memahami perbedaan gaya belajar setiap peserta didik sehingga memberikan hasil belajar yang maksimal bagi dirinya.

Pengertian Gaya Belajar

Para ahli mendefinisikan gaya belajar dengan berbagai cara dan perspektif yang berbeda.

Tutik Rahmawati & Daryanto (2015), gaya belajar adalah cara mengenali berbagai metode belajar yang disukai yang mungkin lebih efektif bagi peserta didik tersebut.

Nasution (2009), gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berfikir, dan memecahkan masalah.

Menurut Brown (2000), gaya belajar adalah sebagai cara seseorang mempersepsikan dan memproses informasi dalam situasi belajar.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa, gaya belajar adalah metode belajar yang disukai oleh seseorang yang dilakukan secara konsisten dalam menangkap stimulus dan/atau menyerap informasi, cara mengingat, berfikir, dan memecahkan masalah pada situasi belajar.

Faktor yang Mempengaruhi Gaya Belajar

Belajar adalah aktivitas mental psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang bersifat konstan dan berbekas.

Faktor yang mempengaruhi proses belajar adalah, bagaimana seseorang menyerap informasi dengan mudah (modalitas), dan cara mengatur dan mengolah informasi tersebut (dominasi otak).

Kedua faktor ini, modalitas dan otak, secara bersama-sama bekerja dalam proses belajar menjadi modalitas belajar.

Modalitas belajar adalah ungkapan dari rancangan sistem otak-pikiran yang merupakan kemampuan dasar seseorang untuk memperoleh dan menciptakan pengalaman.

Modalitas belajar merupakan berbagai cara yang digunakan sistem otak-pikiran untuk mengakses pengalaman (input) dan mengungkap pengalaman (output).

Modalitas belajar terkait dengan indera dan diubah menjadi sandi-sandi bagi pengalaman inderawi, yang kemudian diolah oleh otak menjadi informasi dan/atau pengetahuan.

Berdasarkan Neuro-Linguistic Programming (Richard Bandler & John Grinder), seseorang memasukkan informasi selain dari kelima indera, juga ada preferensi bagaimana seseorang menciptakan dan memberikan arti pada suatu informasi.

Secara umum, seseorang menggunakan tiga preferensi sensori berdasarkan pada visual (penglihatan), auditori (pendengaran), dan kinestetik (sentuhan dan gerakan).

Oleh karena itu, faktor yang mempengaruhi gaya belajar adalah modalitas dan preferensi sensori yang dimiliki seseorang, yang kemudian dikenal dengan istilah modalitas V-A-K.

Berdasarkan modalitas V-A-K inilah kemudian tipe belajar seseorang diklasifikasikan menjadi tiga gaya belajar, yaitu Visual, Auditori, dan Kinestetik.

Meskipun pada praktiknya seseorang belajar dengan menggunakan ketiga modalitas ini, pada tahap tertentu, seseorang cenderung pada salah satu modalitas diantara ketiganya yang lebih mendominasi dalam menyerap informasi.

Gaya Belajar Visual

Gaya belajar visual menggunakan modalitas belajar dengan kekuatan indera mata. Ketajaman visual lebih menonjol dibandingkan indera yang lain.

Pembelajar visual lebih cepat menerima dan mencerna informasi yang berbentuk gambar, warna, dan bentuk seni lainnya.

Penyebabnya, di dalam otak terdapat lebih banyak perangkat yang berfungsi untuk memproses informasi visual daripada semua indera lain.

Sehingga pembelajar visual bisa mengerti dengan baik mengenai posisi atau lokasi, bentuk, angka, dan warna.

Karenanya, peserta didik dengan gaya belajar visual lebih mudah mengingat apa yang mereka lihat, seperti bahasa tubuh atau ekspresi guru, diagram, buku pelajaran bergambar, atau video.

Karakteristik dan Ciri Gaya Belajar Visual

Gaya belajar visual menitikberatkan pada ketajaman penglihatan, melihat dulu buktinya untuk kemudian mempercayainya.

Saat berfikir dan berbicara, tipe gaya belajar visual cenderung melihat ke arah langit-langit, karena otak mereka memproses data dengan melihat setiap kata atau simbol, dan berbicara dengan cepat.

Terdapat beberapa karakteristik yang khas bagi peserta didik atau seseorang yang memiliki modalitas belajar visual, yaitu:

  • teratur, memperhatikan segala sesuatu, menjaga penampilan;
  • mengingat dengan gambar;
  • lebih suka membaca daripada dibacakan;
  • membutuhkan gambaran dan tujuan menyeluruh;
  • menangkap detail; dan
  • mengingat apa yang dilihat.

Dari karakteristik modalitas belajar visual tersebut, maka ciri-ciri gaya belajar visual sebagai berikut:

1. Rapi dan teratur

Ciri peserta didik dengan tipe gaya belajar visual lebih memperhatikan penampilan, baik dalam segi berpakaian maupun kondisi lingkungan sekitarnya.

Mereka menyukai kerapihan dan keindahan, sehingga catatan pelajarannya terlihat rapi. Mereka akan merasa terganggu dengan kondisi lingkungan yang acak-acakan atau berantakan.

2. Sulit menerima instruksi verbal

Peserta didik dengan tipe gaya belajar visual seringkali mudah lupa pada hal-hal yang disampaikan secara lisan, lebih sering meminta bantuan orang lain untuk mengulangi instruksi yang disampaikan secara verbal.

Sehingga ciri-ciri tipe gaya belajar visual lebih menyukai instruksi secara visual yang disertai dengan tulisan, gambar, diagram, maupun bagan.

3. Teliti terhadap detail

Peserta didik dengan modalitas gaya belajar visual lebih cermat dalam mengamati materi pelajaran, karena mereka memperhatikan sesuatu dengan teliti dan detail.

Mereka membutuhkan gambaran dan tujuan secara menyeluruh serta menangkap detail untuk mengingat apa yang dilihatnya.

4. Mengingat apa yang dilihat daripada mendengar

Modalitas gaya belajar visual menitikberatkan pada ketajaman penglihatan, sehingga bukti-bukti konkrit harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka mudah untuk memahaminya.

Mereka mudah mengingat dengan melihat, misalnya dengan membaca buku, melihat demonstrasi, observasi langsung, atau belajar dengan melihat video/film/TV.

5. Biasanya tidak terganggu oleh keributan

Peserta didik dengan gaya belajar visual cenderung tidak terlalu terganggu oleh kebisingan atau keributan karena lebih terfokus apa yang dilihat bukan pada apa yang didengar.

Tipe pembelajar visual lebih terganggu oleh penglihatan periferal mereka, yaitu objek yang terlihat samar di sekeliling objek utama yang menjadi fokus.

6. Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat

Peserta didik dengan modalitas gaya belajar visual memiliki kesulitan untuk menjabarkan atau menjelaskan sesuatu secara verbal.

Oleh karena itu, tipe pembelajar visual lebih cenderung menjawab pertanyaan hanya pada intinya saja, lebih sering dengan jawaban “ya” atau “tidak”.

Contoh Gaya Belajar Visual

  1. Belajar dengan cara membaca instruksinya atau melihat seseorang menunjukkan caranya.
  2. Membaca dalam hati dan memvisualisasikan apa yang dibaca dengan cara menandai, seperti memberi garis bawah, atau mewarnai dengan stabilo.
  3. Lebih suka menggambarkan apa yang ada dalam pikirannya daripada menuliskan atau menceritakan.
  4. Mencatat dan menyingkat dengan rapi informasi yang diprolehnya.
  5. Menulis atau membuat diagram untuk memahami informasi yang didapat.

Cara Merangsang Modalitas Gaya Belajar Visual

  1. Menggunakan kertas tulis dengan tulisan berwarna.
  2. Menggantungkan grafik di dinding ruang belajar atau kelas yang berisi informasi penting dari materi.
  3. Mendorong peserta didik untuk menggambarkan informasi yang diterima menggunakan peta pikiran, diagram, atau tulisan berwarna.
  4. Membagikan fase-fase atau garis besar setiap materi pelajaran yang disampaikan dengan memberikan ruang kosong untuk menambahkan catatan.
  5. Memberikan kode berupa warna untuk materi yang hendak disampaikan.
  6. Menggunakan bahasa yang dapat menciptakan visualisasi pada diri peserta didik.

Gaya Belajar Auditori

Gaya belajar auditori menggunakan modalitas belajar dengan kekuatan indera pendengaran, telinga.

Pembelajar auditori mengandalkan pada pendengaran untuk menyerap, memahami, dan mengingat informasi dan/atau pengetahuan.

Karenanya, peserta didik dengan gaya belajar auditori harus terlebih dahulu mendengarkan untuk bisa memahami dan mengingat informasi yang diperoleh.

Karakteristik dan Ciri Gaya Belajar Auditori

Karakteristik pembelajar auditori menempatkan pedengaran sebagai modalitas utama dalam menyerap informasi dan/atau pengetahuan.

Saat berfikir dan berbicara, pandangan mata pembelajar auditori cenderung melirik ke kiri atau ke kanan, dan berbicara datar atau sedang-sedang saja.

Tipe gaya belajar auditori memiliki karakteristik khas sebagai berikut:

  • perhatiannya mudah terpecah;
  • berbicara dengan pola berirama;
  • belajar dengan cara mendengarkan;
  • menggerakkan bibir atau bersuara keras saat membaca;
  • berdialog secara internal dan eksternal; dan
  • seringkali menggunakan kata “aku mendengar”.

Dari karakteristik khas di atas, maka ciri-ciri orang dengan gaya belajar auditori sebagai berikut:

1. Mudah terganggu oleh keributan

Pembelajar auditori cenderang peka dengan gangguan auditori, mereka mudah terganggu dengan suara-suara ribut atau bising disekitarnya.

Orang dengan gaya belajar auditori mudah terganggu konsentrasinya oleh suara yang berasal dari dalam ruangan, seperti suara kipas angin, maupun yang berasal dari luar, seperti suara mobil yang melintas.

2. Senang membaca dengan keras dan mendengarkan

Pembelajar auditori lebih suka membaca dengan keras dibandingkan membaca dalam hati untuk lebih cepat memahami isi bacaan.

Orang dengan gaya belajar auditori lebih menyukai ceramah atau seminar daripada membaca buku, atau lebih suka berbicara daripada menulis.

Selain itu, ketika disajikan materi dalam bentuk video, tipe auditori lebih suka memperhatikan teks yang menyertai, suara narator, atau musik latar daripada tayangan dalam video itu sendiri.

3. Merasa kesulitan dalam menulis, tetapi baik dalam bercerita

Seseorang dengan tipe gaya belajar auditori cenderung kesulitan mengungkapkan gagasan dalam bentuk tulisan, atau karena tulisannya yang jelek, tidak rapi.

Tetapi mereka lebih suka, bersemangat, dan lebih lancar ketika mengungkapkan gagasannya secara lisan, atau bercerita.

4. Suka berbicara di muka umum

Seseorang dengan gaya belajar auditori cenderung menyukai suasana yang ramai, merasa tidak nyaman dengan keadaan yang sepi.

Ciri-ciri gaya belajar auditori diantaranya suka berbicara di muka umum, berdiskusi, dan ketika menjelaskan sesuatu secara panjang lebar.

5. Menyukai musik, atau suara yang bernada dan berirama

Pembelajar auditori menyukai suara yang memiliki nada, melodi, dan irama yang beraturan, sehingga mereka senang mendengarkan musik.

Seseorang dengan gaya belajar auditori terkadang tidak nyaman dengan suara-suara yang nyaring, seperti sirine atau suara yang muncul akibat keributan.

Contoh Gaya Belajar Auditori

  1. Belajar dengan cara mendengarkan seseorang memberi tahu caranya.
  2. Membaca dan mengeja dengan keras untuk menghafal, memahami, maupun menyatukan bagian-bagiannya.
  3. Berbicara atau berdialog dengan dirinya sendiri saat berusaha memecahkan masalah.
  4. Berbicara secara rinci saat menjelaskan sesuatu, dan senang bertanya apabila ada sesuatu yang kurang jelas.
  5. Mendiskusikan dan meminta rekomendasi saat membahas dan memikirkan solusi dalam mengatasi masalah.
  6. Menjelaskan sesuatu dengan suara keras atau mengulang-ulang kata-kata penting dan menghafal kata-kata kunci.

Cara Merangsang Modalitas Gaya Belajar Auditori

  1. Menggunakan variasi vokal (ritme, volume, dan intonasi suara) yang digunakan saat menyampaikan materi pelajaran.
  2. Menggunakan pengulangan dengan cara meminta peserta didik mengulang kembali konsep-konsep kunci yang telah dipelajari.
  3. Mengembangkan dan mendorong setiap peserta didik untuk membuat “jembatan keledai” dalam menghafal setiap kata kunci.
  4. Menggunakan musik untuk memulai suatu kegiatan atau menggunakan musik sebagai backsound.
  5. Mendorong peserta didik untuk merekam informasi-informasi penting, kemudian didengarkan ulang.
  6. Mengijinkan peserta didik untuk berbicara secara perlahan pada saat sedang mempelajari konsep yang harus dipahaminya.

Gaya Belajar Kinestetik

Gaya belajar kinestetik menggunakan modalitas belajar dengan kekuatan indera peraba, sentuhan dan gerakan.

Modalitas belajar kinestetik mengakses segala jenis gerak dan emosi untuk memperoleh dan mengingat informasi.

Tipe gaya belajar kinestetik lebih mudah menyerap, memahami, dan mengingat informasi dan/atau pengetahuan dengan melalui sentuhan, aktivitas fisik, maupun keterlibatan secara langsung.

Oleh karena itu, peserta didik dengan gaya belajar kinestetik lebih mudah menyerap informasi dengan cara menyentuh, merasakan, mencoba atau mengalami sendiri, dan sambil melakukan aktivitas fisik.

Karakteristik dan Ciri Gaya Belajar Kinestetik

Tipe belajar kinestetik adalah gaya belajar dengan cara belajar melalui aktivitas fisik dan terlibat langsung dalam kegiatan.

Saat berfikir atau berbicara, pembelajar kinestetik pandangan mata lebih banyak tertuju ke arah bawah dan berbicara lebih lambat.

Tipe gaya belajar kinestetik memiliki karakteristik khas sebagai berikut:

  • menyentuh orang dan berdiri berdekatan;
  • aktif bergerak, sulit berdiam diri atau duduk manis;
  • mengerakkan anggota tubuh saat berbicara;
  • menunjuk tulisan saat membaca;
  • menanggapi secara fisik; dan
  • mengingat sambil berjalan dan melihat.

Dari karakteristik khas tersebut, maka ciri-ciri gaya belajar kinestetik sebagai berikut:

1. Berbicara dengan perlahan

Pembelajar dengan gaya belajar kinestetik memiliki kecenderungan berbicara dengan pelan dan perlahan.

Ciri-ciri gaya belajar kinestetik cenderung tidak menyukai penjelasan yang panjang lebar, mereka lebih senang belajar dengan praktik, atau penjelasan dengan kata-kata kunci.

2. Berorientasi pada fisik dan banyak bergerak

Pembelajar kinestetik memiliki perkembangan otot-otot yang besar karena banyak bergerak, atau aktivitas fisik.

Tipe gaya belajar kinestetik lebih banyak menggunakan isyarat tubuh saat berbicara, menggunakan jari untuk menunjuk ketika membaca, dan suka mempraktikkan secara langsung apa yang dipelajarinya.

3. Tidak dapat diam untuk waktu yang lama

Karena aktif bergerak, maka pembelajar kinestetik tidak bisa duduk tenang, diam di suatu tempat dalam jangka waktu lama.

Karenanya, tipe gaya belajar kinestetik dalam proses pembelajaran perlu diberikan gerakan-gerakan positif yang dapat membantu mereka menyerap informasi dan/atau pengetahuan yang diberikan.

4. Belajar melalui manipulasi dan praktik

Pembelajar kinestetik sangat menyukai tantangan dan menemukan hal-hal yang baru sehingga senang dengan praktik, melakukan percobaan secara langsung, maupun manipulasi objek yang dipelajari.

Tipe gaya belajar kinestetik termotivasi pada lingkungan yang kompetitif, senang berkompetisi dengan dirinya maupun orang lain.

5. Peka terhadap ekspresi dan bahasa tubuh

Pembelajar kinestetik lebih mudah menghafal, memahami, atau belajar dengan cara bergerak, atau sambil berjalan-jalan.

Karena memiliki kepekaan terhadap ekspresi dan bahasa tubuh, tipe gaya belajar kinestetik menyerap informasi dengan segala jenis gerak dan emosi.

Contoh Gaya Belajar Kinestetik

  1. Belajar dengan cara aktivitas langsung atau mencoba untuk melakukannya sendiri.
  2. Menunjuk dan menggerakkan tubuh saat memberitahukan sesuatu.
  3. Mendorong kuat pena atau pensil saat menuliskans sesuatu.
  4. Berjalan-jalan, memanipulasi benda dengan tangan, dan menggerakkan atau mengguncangkan kaki saat berfikir atau mengingat sesuatu.
  5. Menggunakan isyarat atau bergerak saat berbicara menjelaskan sesuatu.

Cara Merangsang Modalitas Gaya Belajar Kinestetik

  1. Menggunakan alat bantu untuk menimbulkan rasa ingin tahu dan menekankan konsep-konsep kunci.
  2. Menggunakan stimulus konsep agar setiap peserta didik dapat mengalaminya sendiri.
  3. Berbicara dengan peserta didik secara pribadi.
  4. Mempergakan setiap konsep yang diajarkan dan memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk mencoba mempelajarinya langkah demi langkah.
  5. Melakukan peran pendek untuk membantu peserta didik memahami materi yang dipelajarinya.

Penutup

Setiap individu memiliki akses pada ketiga modalitas gaya belajar visual, auditori, maupun kinestetik, namun mereka cenderung menonjol pada salah satu atau kombinasi dari beberapa modalitas belajar tersebut.

Mengenali dan memahami modalitas atau tipe gaya belajar sangat penting guna optimalisasi pengajaran, hasil belajar peserta didik, maupun perencanaan karir di masa depan.

Dengan mengenali tipe gaya belajar, seseorang akan memahami kekuatan dan kelemahan mereka dalam belajar.

Oleh karena itu, untuk memicu lebih banyak modalitas belajar peserta didik maka pengajaran harus bersifat multisensori dan penuh dengan variasi.

Posting Komentar untuk "Modalitas Gaya Belajar Visual, Auditori, dan Kinestetik"