Bagaimana Humor Dapat Membantu Menyelesaikan Konflik?
Humor, hampir setiap orang menyukainya. Humor identik dengan sesuatu yang lucu, yang membuat orang tertawa baik berupa cerita humor, video, maupun bentuk gambar atau meme lucu.
Humor sudah menjadi bagian dari kehidupan. Mulai dari tokoh-tokoh nasional, seperti Alm. Gur Dur dengan humor-humornya yang menggelitik. Atau, Jaya Suprana dengan kelirumulog dan humorolog-nya.
Bahkan dalam kehidupan sehari-hari, di pinggir jalan, warung, cakruk, bahkan di kantor-kantor banyak dijumpai orang-orang berkumpul untuk sekedar bersenda-gurau, tertawa bersama.
Selain memainkan peran penting dalam membangun hubungan yang sehat dan kuat, dengan membawa orang lebih dekat bersama-sama, menciptakan keintiman, humor dapat membantu menyelesaikan konflik dan perselisihan.
Tertawa karena cerita humor yang lucu merupakan ob4t yang murah dan meriah untuk kesehatan. Tertawa dapat mengurangi ketegangan dan stres, mengangkat suasana hati, meningkatkan kreativitas, dan meningkatkan energi.
Dalam kondisi tertentu, humor dapat mencairkan ketegangan dalam hubungan. Ketika menemukan jalan buntu, humor dapat membuat pikiran menjadi rileks. Menyingkap sisi gelap suatu masalah, membuka jalan terang dalam menemukan beragam alternatif pemecahan masalah sumber konflik.
Apa Itu Humor?
Dalam pengertian awam, humor adalah sesuatu yang lucu, yang menimbulkan kegelian atau tawa.
Chaplin (Bambang Suryadi, 2019), mendefinisikan humor sebagai sikap yang menyenangkan, ramah tamah, baik hati, dan sopan santun.
Dari definisi humor yang disampaikan Chaplin, humor bertujuan untuk menyenangkan orang lain, disampaikan dengan ramah dan sopan. Jika keluar dari tatanan nilai ini, maka humor telah kehilangan nilai.
Martin (2007) menyatakan bahwa proses terjadinya humor disebabkan oleh konteks sosial, proses kognitif-perseptual, respon emosional, dan ekspresi vokal-perilaku dari tawa.
1. Konteks Sosial
Humor merupakan sebuah fenomena sosial. Orang lebih sering tertawa dan bercanda ketika bersama orang lain daripada ketika sendirian.
Jadi, esensi proses humor adalah sebuah cara untuk berinteraksi dengan orang lain.
2. Proses Kognitif-Perseptual
Humor merupakan proses kognitif yang diawali persepsi yang tersimpan dalam memori, menggali ide, kata-kata, sampai pada bentuk verbal yang akan disampaikan.
Meskipun seringkali terlihat seperti spontanitas, humor merupakan proses pemahaman dari pengalaman seseorang terhadap objek tertentu yang dilihat atau didengarnya.
3. Respon Emosional
Respon terhadap humor bukan sekedar sebuah proses kognitif, tetapi juga melibatkan proses emosi.
Humor menjadi bentuk mekanisme pertahanan diri yang bisa membuat seseorang keluar dari situasi yang menekan, atau situasi yang tidak menyenangkan.
Humor dapat merangsang dan berpengaruh terhadap meningkatnya suasana hati menjadi lebih baik.
4. Ekspresi Vokal-Perilaku dari Tawa
Esensi tawa adalah cara seseorang mengkomunikasikan fakta kepada orang lain yang menyebabkannya tersenyum atau tertawa.
Humor merupakan ekspresi dari seseorang melalui vokal atau perilaku yang menghasilkan kesenangan dalam bentuk senyum atau tawa.
Teori Humor
Untuk menjelaskan bagaimana humor dapat membantu menyelesaikan konflik, perlu dijelaskan berbagai teori tentang fenomena humor.
1. Teori Superioritas
Teori ini mengasumsikan humor sebagai tindakan superioritas. Tindakan menertawakan orang lain yang lebih rendah. Memposisikan dirinya sebagai pihak yang lebih tinggi.
Tertawa merupakan kesenangan tiba-tiba yang dilakukan oleh orang yang melakukan hinaan, ejekan, cemoohan, atau menertawakan kebodohan, kekonyolan yang dilakukan orang lain. Sehingga sering disebut humor agresi.
Ketika humor ini dilontarkan dengan lembut mengunakan kata-kata yang sopan, humor ini menjadi sesuatu yang dapat diterima, bahkan digunakan sebagai mekanisme kontrol atau bentuk perlawanan.
2. Teori Ketidaksesuaian
Menurut teori ketidaksesuaian, kesadaran akan adanya sesuatu yang tidak konsisten dengan logika, realita yang tidak lazim, maka akan menimbulkan tawa.
Sesuatu dianggap lucu karena tidak logis, irasional, paradoksial, tidak koheren, keliru, atau tidak semestinya.
3. Teori Pelepasan
Teori ini memandang humor sebagai sarana untuk mengurangi ketegangan dan stres.
Humor dapat meningkatkan energi melalui pengendalian rasa tidak menyenangkan, melepaskan tekanan-tekanan psikologis.
Humor bisa menjadi bentuk resistensi, atau ketahanan seseorang dalam menghadapi situasi perubahan dan perbedaan dalam hubungan sosial.
Humor dapat menciptakan suasana lebih menyenangkan, rileks. Memacu komunikasi yang cair pada persoalan-persoalan yang sensitif.
Suasana menyenangkan, rileks, dan cair membuat seseorang dapat melihat permasalahan dengan berbagai perspektif, lebih kreatif, dan solutif.
Humor dapat membantu menyelesaikan konflik dengan mereduksi akar permasalahan agar tidak semakin bertambah runcing.
Jenis Dan Fungsi Humor
Menurut Arwah Setiawan (1988), sebagai bentuk ekspresi dalam kehidupan, humor dapat dibagi menjadi tiga jenis:
- Humor personal, yaitu kecenderungan tertawa atau menertawakan diri sendiri.
- Humor dalam pergaulan, contoh bercanda dengan teman, atau cerita lucu yang diselipkan dalam pidato atau ceramah.
- Humor dalam kesenian, contoh pertunjukan lawak, pantomim, kartun, cerpen lucu, dll.
Dalam hal humor dapat membantu menyelesaikan konflik hubungan personal, cerita lucu yang diselipkan dalam komunikasi berfungsi untuk:
- Meredakan ketegangan atau mencairkan suasana
- Menyampaikan pesan secara halus tanpa menyinggung perasaan
- Membantu menyadarkan orang bahwa dirinya tidak selalu benar
- Membuat orang toleran terhadap sesuatu
- Membuat orang melihat persoalan dalam berbagai sudut pandang
- Membuat orang memahami dengan mudah persoalan yang pelik
Namun demikian, cerita humor yang dilontarkan pada situasi yang tidak tepat bukannya membuat orang tertawa, malah bisa menjadi ketersinggungan pada orang lain, seperti humor yang mengandung S4RA, atau menggunakan kekurangan fisik seseorang menjadi objek cerita.
Humor yang baik adalah humor yang bersifat otokritik, menertawakan diri sendiri. Meskipun membuat perasaan tidak enak, humor ini menunjukkan kedewasaan sikap.
Humor otokritik menunjukkan orang tersebut mampu melihat kekurangan diri sendiri, dan secara terbuka mau menerima opini orang lain.
Secara umum, humor yang baik memiliki ciri-ciri berikut:
- Humor yang baik bukan sekedar membuat orang tertawa terbahak-bahak, tetapi mengandung informasi atau pesan sesuai konteks saat cerita lucu itu dilontarkan.
- Humor yang memancing orang untuk tertawa sekaligus memahami materi yang disampaikan, dan memberikan kesan yang mendalam bagi orang lain sehingga selalu mengingat materi tersebut.
- Humor yang memiliki pemaknaan mendalam yang menyangkut filosofi hidup dan keberagaman.
Peran Humor Dalam Membangun Hubungan
Humor memainkan peran penting dalam hubungan, dari daya tarik awal atau untuk komitmen jangka panjang.
Dalam hubungan baru, humor bisa menjadi alat yang efektif bukan hanya untuk menarik orang lain, tetapi juga untuk mengatasi setiap kecanggungan atau rasa malu yang timbul selama dalam proses untuk mengenal satu sama lain.
Dalam hubungan jangka panjang, humor dapat menjaga komitmen bersama menjadi hal yang menarik, menyegarkan, dan menumbuhkan semangat. Sehingga harmonisasi hubungan selalu terjaga dengan baik.
Humor juga dapat membantu mengatasi konflik, perselisihan, dan gangguan-ganguan kecil yang dapat terbentuk dari waktu ke waktu yang dapat menghancurkan hubungan, bahkan hubungan yang kuat sekalipun.
Ini dimungkinkan karena humor dapat membangun fleksibilitas mental, yaitu kemampuan beradaptasi terhadap perubahan dalam kehidupan seseorang. Karena setiap orang tidak akan mampu mengendalikan peristiwa dan keadaan hidup sesuai dengan harapannya.
Humor dapat mengontrol reaksi terhadap situasi perubahan tersebut menjadi lebih fleksibel, tidak kaku. Bukan hitam-putih, menang-kalah, atau baik-buruk.
Fleksibilitas mental membantu seseorang melihat suatu peristiwa atau keadaan secara tepat, sesuai perspektif untuk kepentingan bersama. Inilah yang akan menjaga hubungan dapat berjalan harmonis.
Sekalipun ada konflik, humor dapat membantu menyelesaikan konflik tersebut agar tidak menjadi masalah besar dengan mereduksinya melalui candaan, guyonan, banyolan, atau cerita humor lucu lainnya.
Bagaimana Humor Dapat Membantu Menyelesaikan Konflik?
Humor bukanlah 0bat ajaib untuk masalah hubungan, tetapi dapat menjadi alat yang penting untuk membantu mengatasi riak-riak kecil yang biasanya terjadi dalam setiap hubungan.
Apakah masalah itu berasal dari masalah yang berhubungan dengan uang, rumah tangga, komitmen, kesehatan, pekerjaan, atau yang lainnya. Humor dapat membantu menyelesaikan masalah dan memperkuat hubungan.
Dalam banyak kasus, konflik yang terjadi dalam hubungan seringkali diawali dengan adanya perbedaan, yang akan berlanjut pada kekecewaan.
Menyisipkan humor dalam interaksi dan komunikasi personal dapat mereduksi munculnya masalah yang berpotensi merusak hubungan. Hal ini dimungkinkan terjadi karena humor memiliki dampak positif sebagai berikut:
1. Membangun Ikatan Positif
Humor dapat membantu membentuk ikatan yang lebih kuat satu sama lain.
Untuk banyak hal, kesehatan dan kebahagiaan tergantung pada kualitas hubungan dengan orang lain, dan humor adalah salah satu cara untuk membentuk ikatan yang positif satu sama lain.
2. Memuluskan Perbedaan
Menggunakan humor dapat membantu menyelesaikan konflik akibat adanya perbedaan, bahkan hubungan yang paling sensitif, seperti hubungan suami-istri atau mertua.
Humor dapat digunakan untuk menyadarkan seseorang bahwa dirinya tidak selalu benar. Menumbuhkan toleransi terhadap adanya perbedaan.
3. Meredakan Ketegangan
Konflik terjadi karena adanya ketegangan diantara mereka yang bermasalah, masing-masing tidak mau menurunkan egonya.
Sebuah lelucon yang baik dan tepat waktu dapat meringankan situasi yang tegang dan membantu menurunkan ego seseorang.
4. Mengatasi Masalah dan Kekecewaan
Selera humor merupakan salah satu kunci untuk ketahanan seseorang dalam menghadapi masalah.
Humor akan dapat membantu Anda menghadapi kesulitan dengan tenang, melewati kekecewaan, dan bangkit kembali dari keterpurukan dan kehilangan.
5. Menempatkan Sesuatu Dalam Perspektif Yang Tepat
Kebanyakan sisi yang terang dalam suatu masalah akan tampak ketika dilihat dari sudut pandang yang menyenangkan.
Humor dapat membantu Anda reframe atau membingkai ulang suatu permasalahan dalam sudut pandang yang berbeda, sehingga Anda dapat melakukan tindakan yang sesuai atau tepat.
6. Lebih Kreatif
Humor dan kejenakaan dapat menyegarkan, memberikan energi pada pemikiran, dan memberikan inspirasi untuk pemecahan setiap masalah secara kreatif dan solutif.
Penutup
Berbagi kesenangan dengan humor dapat menciptakan rasa keintiman dan hubungan antara dua orang dengan kuat, hubungan yang sukses.
Ketika Anda tertawa dengan satu sama lain, Anda membuat ikatan positif diantara Anda. Ikatan ini bertindak sebagai penyangga yang kuat terhadap stres, ketidaksepakatan, kekecewaan, dan hal-hal kecil yang dapat memperburuk dalam sebuah hubungan.
Humor dapat membantu menyelesaikan konflik ketika muncul pada situasi yang tepat. Membuat orang tertawa untuk mereduksi ketegangan.
Dan tertawa benar-benar dapat menular, hanya dengan melihat dan mendengar seseorang tertawa, dapat membuat Anda untuk sekedar tersenyum dan bergabung dalam suasana yang menyenangkan.
Bagi Anda yang secara alami bukan orang periang atau orang yang humoris, Anda dapat belajar untuk mengakses sisi menyenangkan Anda dan mengembangkan rasa menyenangkan, kemudian berbagilah kesenangan tersebut dengan orang lain.
Mulailah dengan berbagi pengalaman atau peristiwa yang menimpa diri Anda, yang membuat Anda tersenyum geli. Bisa jadi peristiwa itu bukan cerita humor yang lucu, terkadang ekspresi saat Anda bercerita itulah yang membuat orang tertawa.
Posting Komentar untuk "Bagaimana Humor Dapat Membantu Menyelesaikan Konflik? "
Posting Komentar