Toxic Relationship: Pengertian, Tanda, dan Cara Mengatasinya
Memiliki sebuah hubungan dengan orang lain akan sangat menyenangkan. Terutama apabila Anda dan orang tersebut memiliki kesamaan yang dapat dijadikan bahan berbincang dalam persahabatan maupun hubungan yang lebih dalam.
Namun manusia adalah makhluk yang dapat berubah, secara sadar maupun tidak sadar. Terkadang hubungan yang kita miliki pun bisa berubah secara berkala. Hubungan yang awalnya baik-baik saja ternyata bisa berubah menjadi toxic relationship.
Istilah ini mulai marak akibat perubahan yang terjadi dalam sebuah hubungan. Apa sih toxic relationship itu? Kemudian apa tanda-tanda yang harus Anda sadari? Dan bagaimana cara keluar dari toxic relationship? Yuk simak artikel di bawah ini.
Definisi Toxic Relationship
Sebelum membahas definisi dari istilah satu ini, toxic relationship tidak hanya berlaku dalam hubungan asmara. Namun ia berlaku dalam semua hubungan antara satu manusia ke manusia yang lain. Tidak peduli dalam hubungan apa si manusia terkait, entah keluarga, teman, bahkan percintaan.
Dr. Lilian Glass menjelaskan hubungan yang toxic sebagai jenis hubungan antar individu yang memiliki kohesivitas rendah, tidak adanya dukungan, kurang menghormati, dan berkompetisi untuk saling menjatuhkan (Ducharme, 2018).
Dari pengertian toxic relationship menurut ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa hubungan yang toxic akan cenderung menjatuhkan partner atau individu lain dan tidak ingin menyelamatkannya. Karena itu, mereka yang berada dalam hubungan yang toxic akan merasa energinya terkuras dan merasa lelah.
Hal ini karena ada partner yang memiliki kecenderungan untuk mengontrol Anda. Padahal sebenarnya seorang manusia memiliki haknya sendiri untuk melakukan apa yang mereka suka.
Namun toxic relationship ini benar-benar menguras energi dan tidak memberikan seseorang kesempatan untuk istirahat. Parahnya lagi, mereka yang memiliki hubungan macam ini banyak yang tidak sadar bahwa hubungannya telah berubah menjadi toxic atau beracun.
Tanda-tanda Toxic Relationship
Bagi orang yang tidak benar-benar berada dalam hubungan yang toxic, mereka pasti lebih mudah membedakan hubungan yang sehat atau yang toxic. Namun bagi mereka yang berada dalam hubungan toxic, tidak mudah bagi mereka untuk sadar bahwa hubungannya sudah tidak sehat.
Salah satu ciri utama dari toxic relationship adalah adanya kekerasan yang berbentuk fisik maupun verbal. Namun kekerasan saja tidak bisa menentukan hubungan menjadi toxic.
Hal ini disebabkan oleh lebih banyak faktor-faktor yang subtle atau tidak transparan dan hanya bisa dirasakan oleh mereka yang berada dalam hubungan tersebut. Berikut adalah faktor yang tidak transparan untuk menentukan tanda toxic relationship.
1. Adanya Permintaan yang Menuntut (Demanding)
Dalam sebuah hubungan, pasti wajar apabila seorang partner meminta Anda untuk melakukan sesuatu. Sekali atau dua kali masih dapat Anda kategorikan wajar, namun apabila partner menuntut Anda untuk melakukan sesuatu berkali-kali, hal itu sudah tidak wajar.
Memiliki hubungan berarti ada dua orang yang saling membutuhkan. Namun apabila hanya ada satu yang menuntut, maka hubungan itu sudah termasuk toxic. Perilaku menuntut yang berlebihan dapat mengakibatkan perasaan marah, kesal, hingga lelah sebab Anda diminta untuk melakukan hal yang tidak ingin Anda lakukan.
2. Perasaan Toxic yang Membuat Tidak Aman (Insecure)
Tanda toxic relationship yang kedua adalah partner membuat Anda merasa tidak aman. Sinonimnya adalah perasaan insecure dimana Anda merasa memiliki banyak kekurangan yang hanya bisa partner penuhi. Tanpa partner, Anda akan merasa sedih, takut, kurang berdaya, dan bahkan bisa jadi menumbuhkan kesedihan.
Ciri kedua ini muncul akibat adanya kontrol yang partner lakukan terhadap diri Anda. Controlling ini berguna untuk mengambil alih kekuatan dan kepercayaan diri Anda agar Anda terus-terusan bergantung kepada partner.
3. Adanya Kritik yang Intens dan Toxic
Hubungan yang toxic cenderung berisi banyak konflik dan kurang menghargai. Salah satunya adalah adanya kritik yang bersifat intens dan toxic. Sebagai contoh, Anda telah mengerahkan segala usaha untuk melakukan yang terbaik. Namun partner Anda tidak setuju dan justru mengkritik Anda.
Apabila Anda memang memiliki hubungan yang sehat, partner tidak akan mengkritik. Ia justru akan mengayomi sembari memberitahu bagian mana yang seharusnya Anda perbaiki. Kritik yang berlebihan dengan komentar yang tidak pantas adalah tanda hubungan toxic yang ketiga. Seberapa sering partner mengkritik Anda?
4. Ketidakjujuran dalam Toxic Relationship
Memiliki sebuah hubungan berarti Anda akan menghabiskan banyak waktu dengan partner. Selama itu, komunikasi pasti terjalin dan kejujuran adalah salah satu hal yang penting. Alih-alih menemukan kejujuran dalam hubungan yang toxic, Anda akan lebih banyak menemukan ketidakjujuran.
Biasanya ketidakjujuran tersebut dikamuflase sebagai white lies yang berarti kebohongan putih dimana partner sengaja berbohong untuk menyenangkan Anda. Ketidakjujuran akan membuat Anda lelah dan tidak merasa hubungan ini memiliki kebaikan bagi diri Anda sendiri.
5. Kecemburuan Buta yang Menghasilkan Toxic Relationship
Tanda toxic relationship yang terakhir adalah partner yang sering cemburu tanpa alasan yang jelas. Kalaupun memang ada alasan yang mengakibatkan ia menjadi cemburu, seharusnya perasaan tersebut hanya bertahan hingga Anda dan partner membicarakan masalah tersebut.
Namun apabila sang partner cemburu buta hingga memberi efek kekerasan baik verbal maupun fisik, maka hubungan Anda telah berubah menjadi toxic. Kecemburuan tidak berdasar dan berlebihan akan membuat Anda lelah dan merasa hubungan ini tidak layak untuk dilanjutkan.
Cara Mengatasi Toxic Relationship
Ciri-ciri dari hubungan yang toxic telah Anda pelajari, sekarang adalah saatnya Anda mengulas ulang hubungan Anda dengan partner. Apabila hubungan tersebut memiliki tanda-tanda di atas, akan lebih baik apabila Anda menjauhi orang tersebut agar tidak kelelahan akibat hubungan yang toxic.
Namun, apa saja cara keluar dari toxic relationship?
1. Menyadari Perubahan Hubungan
Anda yang menjalani hubungan, maka Anda juga yang harus mengulas hubungan Anda. Jangan terkecoh oleh alasan dimana seseorang menyayangi Anda, sebab sayang bukanlah tolak ukur seseorang dapat semena-mena dengan diri Anda. Hanya diri Anda sendiri yang harus sadar agar dapat keluar dari toxic relationship.
2. Memutuskan Hubungan
Apabila hubungan yang Anda memiliki ciri-ciri hubungan yang toxic, maka putuskanlah hubungan tersebut. Pihak yang memutuskan harus memiliki niat yang besar dan kuat agar ia tidak kembali ke dalam jurang yang menyesakkan.
3. Meminta Bantuan Profesional Untuk Mengatasi Toxic Relationship
Apabila partner Anda merupakan orang yang susah dan tidak mudah untuk Anda tinggal, Anda dapat meminta bantuan profesional. Mulai dari konseling yang dapat menyadarkan Anda, hingga membantu apabila si partner ingin mencelakai Anda.
Apabila Anda merasa terlalu malu untuk bercerita langsung, Anda dapat melakukan konsultasi melalui online tanpa harus bertemu langsung. Jangan sampai Anda berlarut dalam toxic relationship karena Anda akan merasa sia-sia dan tidak merasa berguna.
Yuk, Jauhkan Diri dari Toxic Relationship!
Memiliki hubungan memang memberi banyak dukungan, namun Anda harus memiliki kesadaran yang tinggi dan keberanian apabila hubungan tersebut sudah tidak sehat. Jauhkan diri Anda dari orang yang beracun agar dampak dari hubungan toxic relationship tersebut tidak menyebar dan mempengaruhi hidup Anda.
Semoga Anda diberikan kesempatan lain untuk memiliki partner hebat dengan hubungan yang sehat dan tidak menjadi korban toxic relationship. Semoga berhasil!
Posting Komentar untuk "Toxic Relationship: Pengertian, Tanda, dan Cara Mengatasinya"
Posting Komentar